Robot Transformer dari Seni Origami
https://sigmaglobalcalls.blogspot.com/2014/08/robot-transformer-dari-seni-origami.html
Robot 'transformer origami'
Mainan anak robot transformer mampu berubah wujud dengan melipat diri.
Para peneliti meniru teknik tersebut dengan menerapkan ilmu lipatan
mirip origami.
Robot baru ini terbuat dari lembaran kertas dan plastik, serta
menggunakan energi dari baterai AA. Robot mirip transformer ini juga
disamakan dengan seni lipat-melipat Jepang, origami. Setelah membentuk
diri, robot bisa bergerak dengan kecepatan 5,4 sentimeter per detik.
Robot ini dikembangkan oleh tim peneliti Harvard University dan tim
desainnya dipimpin oleh Rob Wood.
Robot 'transformer origami' ini adalah robot pertama yang mampu
membentuk diri sendiri dan bergerak tanpa intervensi manusia. Sam
Felton, ketua tim mengatakan, robotnya mampu "mengambil foto,
mengumpulkan data, dan masih banyak lagi".
Selamatkan nyawa
Kemungkinan lain adalah, mengerahkan robot yang dilipat secara tipis ke
lokasi sempit dan tidak bisa dijangkau oleh manusia. Seperti misalnya
lubang dimana korban terjebak setelah adanya gempa bumi. Robot ini juga
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal yang mampu membangun diri sendiri
untuk kawasan yang terkena bencana alam.
Robot terbuat dari kertas dan polistiren, jenis plastik yang digunakan
untuk membuat tempat CD. Di tengahnya, ada sirkuit elektronik yang
berfungsi sebagai otak. Untuk bisa bergerak dan membentuk diri, robot
memanaskan engsel khusus hingga 100 derajat Celsius dan membuka lipatan
dari lembaran datar hingga bentuk akhirnya.
Rencana lanjutan
Setelah sekitar empat menit, plastik polistiren telah menjadi dingin dan
keras. Robot siap untuk bergerak dengan bantuan dua motor. "Kami
menciptakan sistem elektromekanis penuh yang disisipkan dalam satu
lembaran datar," ujar Felton.
Tim ini memperoleh inspiriasi dari seni tradisional Jepang origami.
Software desain 3D bernama Origamizer menciptakan lipatan dalam plastik.
Felton juga ungkapkan rencana untuk mengembangkan robot origami dengan
bentuk berbeda dan polimer lebih kuat yang membutuhkan suhu panas lebih
rendah.
(vlz/ap/dpa/ dw.de /sigma.az)
Posting KomentarDefault CommentsFacebook Comments